Minyak Nabati Sebagai Biodiesel

Share it:
Minyak dan lemak merupakan suatu senyawa trigliserida atau triasilgliserol yang berarti triester dari gliserol. Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak yang umumnya mempunyai rantai karbon panjang dan tidak bercabang. Minyak dan lemak sering kali diberi nama sebagai derivat dari asam – asam lemak. Kebanyakan minyak dan lemak yang terdapat dalam alam merupakan trigliserida campuran, yang berarti tiga bagian asam lemak dari gliserida. Rantai karbon asam lemak tersebut digambarkan oleh R1, R2, dan R3, berbeda menurut panjang rantai dan jumlah ikatan rangkap yang ada.


Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar mesin diesel (Biodiesel) dikarenakan adanya persamaan sifat – sifat atau karakteristik minyak nabati dengan petrodiesel. Adanya persamaan karateristik di sini tidak berarti mutlak semua parameter minyak diesel harus sama dan terpenuhi oleh minyak nabati. Namun ada parameter minimal dan batasan nilai (maksimal dan minimal) dari karateristik yang harus dipenuhi oleh minyak nabati. Parameter minimal dari karakteristik yang harus dipunyai oleh minyak nabati adalah :
1. Viskositas.
2. Bilangan Asam.
3. Densitas.
4. Titik Nyala (Flash Point).

Pengembangan produk biodiesel dengan mengkonversikan minyak nabati menjadi ester (metil atau etil ester), ternyata lebih menggembirakan dibandingkan dengan penggunaan minyak tumbuhan langsung sebagai bahan bakar. Proses termal di dalam mesin akan menyebabkan minyak terurai menjadi gliserin dan asam lemak. Asam lemak dapat teroksidasi atau terbakar relatif sempurna, tetapi dari gliserin akan menghasilkan pembakaran yang kurang sempurna dan dapat terpolimerisasi menjadi senyawa plastik yang agak padat. Senyawa ini akan menyebabkan kerusakan pada mesin, karena membentuk deposit pada pompa injektor. Karena itu perlu dilakukan modifikasi pada mesin – mesin kendaraan bermotor komersial apabila menggunakan minyak tumbuhan langsung sebagai minyak diesel.


Share it:

Energy & Water

Post A Comment:

0 comments: