Gas yang membentuk asam jika bereaksi dengan air disebut gas asam (Sour Gas). Gas H2S dan CO2 adalah gas asam yang sering ditemukan didalam gas alam. Gas ini terdapat dalam konsentrasi yang bervariasi tergantung dari lapisan tanah gas tersebut berasal. Asam yang terbentuk dapat sangat korosif terhadap peralatan dan pipa. Baca Juga : Proses Produksi Gas Alam
Pembersihan gas dari H2S dan CO2 adalah salah satu hal yang sangat penting dilakukan. Hydrogen sulfide harus dihilangkan untuk menghindari korosif dan racun dari gas tersebut. Hydrogen sulfide mengalami pembakaran setelah dilepaskan dari gas alam. Pada proses pembakaran, Hydrogen sulfide membentuk sulfur dioksida (SO2) yang juga merupakan salah satu gas beracun namun sifat racunnya lebih rendah dari H2S. H2S merupakan gas yang bersifat toksik (beracun) dan tidak dapat ditoleransi keberadaanya dalam gas yang akan digunakan sebagai bahan bakar. H2S ini dapat berjumlah banyak dengan proses yang cepat karena pengaruh panas setelah mencapai permukaan, H2S yang terlarut dalam air bersifat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan dini pada valve, pipa serta peralatan bertekanan. H2S juga menyebabkan kerusakan pada peralatan penyulingan dan memerlukan pencegahan dengan biaya yang cukup mahal.
Sifat fisik dan kimia H2S
Berikut beberapa sifat fisik dan kimia dari H2S (hydrogen sulfide) :
1. Rumus molekul : H2S
2. Berat molekul : 34 gram/mol
3. Berat jenis : 1.2 gr / cc
4. Titik nyala : 260oC/ 500oC
5. Auto ignition temperature : 260oC
6. Nilai ambang batas (NBA) : 10 ppm/8 jam
7. Nilai batas tertinggi (ceiling) : 20 ppm
8. Short term to exposure limit : 15 ppm/menit
9. IDL (immediately dangerous to life) : 300 ppm
10. Mudah larut dalam cairan (air, etil, alcohol, bensin, crude oil, dan hidrokarbon)
11. Gas yang sangat beracun
12. Tidak berwarna
13. Berbau dalam konsentrasi di bawah 100 ppm saja dan kemudian mempunyai bau seperti telur busuk.
14. H2S murni lebih berat dari udara
15. H2S akan mengendap pada bidang hamparan yang rendah, terutama pada bawah bak yang tertutup dan mempunyai ventilasi buruk
16. Mudah terbakar dengan nyala api biru dan melepaskan belerang dioksida (SO2) yang merangsang mata dan paru-paru.
Batas ambang konsentrasi H2S yang dianggap cukup aman berdasarkan standar ANSI ( American National Standar Institude) No.Z 37.2.172 adalah:
1. 0.13 ppm : batas minimal bau dapat diamati
2. 4.60 ppm : bau sedang, mudah dideteksi
3. 10 ppm : mulai terasa pedih pada mata
4. 27 ppm : bau yang kuat tidak mengenakkan
5. 100 ppm : batuk, mata perih hilangnya rasa bau setelah 2-5 menit
6. 200-300 ppm : satu jam tanpa perlindungan dengan tanda bersama mata mulai perih dan pernapasan mulai sesak
7. 500-700 ppm : hilangnya kesadaran dan dapat menyebabkan kematian dalam satu 30 menit
8. 700-1000 ppm : dengan cepat hilangnya kesadaran, pernapasan terhenti dan menyebabkan kematian.
Sedangkan gas karbon dioksida tidak seburuk H2S namun juga harus dilepaskan dari gas alam. Hal ini dilakukan untuk menghindari korosif serta untuk menghindari sifat dari gas ini yang dapat mengurangi panas yang dihasilkan dari gas alam . pelepasan CO2 dapat meningkatkan panas yang dihasilkan gas alam dan mengurangi biaya perbaikan pipa. Oleh karena itu, volume gas CO2 dalam gas alam digabungkan dengan volume gas H2S sebagai volume total gas asam yang dipisahkan. Istilah sour gas merujuk pada gas dengan kandungan H2S yang melewati batas yang dapat diterima industry. Sedangkan sweet gas gas yang tidak mengandung H2S atau yang mengalami proses pemurnian.
Post A Comment:
0 comments: