Biodiesel

Share it:
Biodiesel adalah bahan bakar mesin/motor diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati maupun lemak hewan, namun yang paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak nabati. Minyak nabati dan biodiesel tergolong ke dalam kelas besar senyawa-senyawa organik yang sama, yaitu kelas ester asam-asam lemak. Akan tetapi, minyak nabati adalah triester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigliserida, sedangkan biodiesel adalah monoester asam-asam lemak dengan metanol.

Biodiesel adalah produk yang tidak beracun serta biodegradable, sehingga penanganannya jauh lebih mudah dan lebih sederhana dibandingkan dengan bahan solar minyak bumi. Biodisel diproduksi dari bahan mentah terbaharukan selain bahan bakar diesel dari minyak bumi. Biodesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak-minyak tumbuhan seperti minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak biji kapuk, minyak jelantah dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan di indonesia yang potensial untuk dijadikan sumber energi dalam bentuk cair.

Biodiesel bersifat terbaharui dari tumbuhan dan ramah lingkungan karena emisi yang dihasilkan dari pembakaran mesin – mesin berupa CO2 akan diserap kembali oleh tanaman melalui mekanisme fotosintesis. Proses ini dapat menekan akumulasi CO2 di atmosfer yang dihasilkan oleh bahan bakar berbasis minyak bumi atau batu bara. Baca : Minyak Nabati sebagai Biodiesel

Biodiesel bisa digunakan dengan mudah karena dapat bercampur dengan segala komposisi dengan minyak solar, dan mempunyai sifat – sifat fisik yang mirip dengan solar biasa, yaitu sebagai berikut :

1. Dapat diaplikasikan langsung untuk mesin-mesin diesel hampir tanpa modifikasi mesin.
2. Dapat terdegradasi dengan mudah (biodegradable).
3. Memiliki angka setana yang lebih baik ketimbang minyak solar.
4. Asap biodiesel tidak hitam dan tidak mengandung sulfur.

Dari sifat fisik di atas emisi pembakaran yang dihasilkan biodiesel lebih ramah terhadap lingkungan serta tidak menambah akumulasi gas CO2 di atmosfer sehingga lebih jauh lagi mengurangi efek pemanasan global yang sering disebut sebagai Zero CO2 Emission.


Share it:

Energy & Water

Post A Comment:

0 comments: